Pernahkan Anda membaca suatu buku atau artikel namun sulit sekali untuk memahaminya? Anda sudan habiskan banyak waktu untuk membaca dan mencerna isinya namun rasanya sia-sia. Padahal, apa yang ada dalam bacaan tersebut sangat Anda butuhkan untuk kemajuan karir maupun kehidupan pribadi. Pernahkah Anda mengalaminya?
Menghabiskan waktu berjam-jam dengan bacaan yang bahkan tak kita pahami isinya memang sangat menyiksa. Keinginan untuk tahu yang begitu besar tak sejalan dengan kenyataan bahwa tulisan tersebut tak mudah dipahami. Lalu bagaimana agar kita bisa semakin paham pada materi apapun yang kita baca? Factor-faktor apa saja sih yang bisa membuat kita gampang dan cepat paham dengan bacaan? Nah, disini kami akan kasih tau rahasianya 🙂
1. Potensi Skemata Pembaca
Menurut Piaget, skemata merupakan representasi bentuk dari seperangkat persepsi, ide, dan aksi yang diasosiasikan, dan merupakan dasar pembangunan pemikiran. Skemata selalu berkembang sejalan dengan kapasitas pengalamannya. Dalam perkembangannya skemata sebelumnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari skemata baru.
Pengertian skemata ketika dihubungkan dengan teori membaca, menggambarkan proses dimana pembaca mengkombinasikan pengetahuan awalnya dengan informasi baru dalam teks bacaan yang dipahami atau Skemata merupakan bagian dari pengetahuan awal yang menyediakan interpretasi bermakna tentang konten yang baru.
Mudahnya seperti ini. Ketika Anda membaca buku tentang parenting dan Anda memiliki latar belakang pendidikan di dunia psikologi anak, berarti Anda akan semakin mampu menghubungkan antara pengetahuan baru dalam bacaan dengan apa yang sudah Anda pelajari sebelumnya.
Pengelaman dan pengetahuan yang luas (skemata) merupakan faktor yang sangat penting dalam membaca. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang sesuai dengan materi bacaan, pembaca mampu mengenali dan memahami konsep-konsep dan kata-kata yang dibacanya, selanjutnya mampu memahami makna kata-kata tersebut dengan tepat dan cepat. Pengalaman merupakan dasar pembentukan konsep-konsep dan konsep-konsep adalah dasar penguasaan kosakata (perbendaharaan kata).
Berarti, agar semakin memahami bacaan dalam waktu singkat, Anda harus bisa familiar atau merasa akrab dengan apa yang Anda baca.
Setiap manusia memiliki potensi untuk berkembang. Potensi itu ada dalam diri kita sendiri yang tersimpan dalam memori. Dalam hal ini, apa yang tersimpan dalam memori itu merupakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pembaca ketika sedang membaca sebuah teks yang terkoneksi dengan teks bacaan.
2. Potensi Mengingat
Kemampuan mengingat adalah suatu kemampuan kognisi yang dimiliki oleh setiap orang. Mengingat sangat diperlukan dalam membaca karena dengan mengingat pembaca dapat mengungkapkan kembali dan menghubungkan antara apa yang dibaca dengan apa yang dipahaminya. Dengan demikian, di dalam membaca itu bukan menghafal teks tapi memahami isi bacaan. Dengan memahami isi bacaan seorang pembaca dapat memiliki potensi mengingat yang tinggi.
Lalu bagaimana agar mudah memahami bacaan?
Dapatkan ide atau gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis. Tempatkan diri Anda pada posisi penulis. Hal ini juga akan membantu Anda dalam menggali ide penulis lebih dalam lagi. Ini juga dapat bermanfaat saat Anda membaca karya-karya lain dari penulis yang bersangkutan. Namun, jika Anda masih merasa asing dengan tulisan atau penulis tersebut, coba cari tahu karya-karya apa saja yang sudah ia hasilkan. Cari informasi mengenai latar belakang penulis. Perhatikan judul dan subjudul bacaan (jika ada). Baca terlebih dahulu pendahuluan atau runutan terstruktur dari daftar isi secara saksama.
Beberapa buku juga melampirkan ringkasan dari masing-masing bab. Jika ringkasan itu ada, itu juga bisa dibaca lebih awal agar memudahkan Anda dalam memahami bacaan tersebut. Usahakan untuk mendapat gambaran umum dari bahan bacaan.
Apabila buku yang Anda baca termasuk dalam kategori sejarah, biografi, ataupun autobiografi, visualisasikan segala kejadian-kejadian layaknya adegan dalam sebuah film. Gunakan imajinasi Anda. Karakter-karakter apa saja yang terdapat dalam bahan bacaan itu. Bayangkan Anda sedang bercakap-cakap dengan tokoh tersebut, mencoba mencari tahu apa yang dirasakan. Gunakan teknik-teknik yang telah dipelajari dalam mengingat segala sesuatu terutama yang berkaitan dengan fakta. Biasakan untuk melakukan tinjauan di setiap akhir bacaan. Tanyakan kepada diri Anda, informasi apa saja yang mampu diingat setelah membaca bacaan itu. Seberapa banyak informasi yang mampu Anda ingat.
Jenis bacaan seperti jurnal, essay, atau sejenisnya juga dapat diperlakukan hampir serupa dengan kategori di atas. Baca secara saksama ringkasan yang biasanya disajikan di bagian awal bacaan. Pahami gambaran umum yang ingin disampaikan oleh penulis. Pelajari bagian-bagian yang terdapat pada bacaan. Untuk tema atau kategori bacaan yang masih asing bagi Anda, coba temukan istilah-istilah khusus yang masih belum Anda pahami. Selanjutnya, gunakan kamus untuk melihat pengertian atau rujukannya. Kamus yang dimaksud di sini bukan hanya berupa kamus terjemahan yang berkaitan dengan istilah asing, tetapi bisa juga kamus yang berkaitan dengan jenis bacaan, misalnya kamus teknik, kamus pertanian, atau kamus lainnya. Anda perlu mengetahui artinya karena besar kemungkinan istilah-istilah tersebut akan diulang pada bahan bacaan.
Mengepal-ngepalkan tangan bukan aktivitas yang gak ada manfaatnya. Menurut studi yang dilakukan peneliti dari Montclair State University, aktivitas tersebut dalam membantu meningkatkan kemampuan mengingat. Tangan kanan yang sering dikepalkan akan membantu membentuk sebuah ingatan di otak. Sementara kalau tangan kiri di kepalkan, bisa merangsang pemanggilan ingatan yang sudah lalu.
Dalam studi ini, peneliti melibatkan sejumlah relawan. Mereka membagi peserta menjadi lima kelompok. Mereka diberi tugas untuk menghafal dan mengingat 72 kata. Masing-masing kelompok diminta untuk berbuat yang berbeda selama menghafal kata. Satu kelompok diminta menghafal sambil mengepalkan tangan selama 90 detik sebelum menghafal, kemudian mengepalkan tangan lagi ketika selesai melafalkan ingatan. Kelompok kedua melakukan hal yang sama tapi dengan tangan kiri.
Sementara kelompok ketiga, mereka menghafal tanpa mengepalkan tangan sama sekali. Kelompok keempat mengepal tangan kiri sebelum melafalkan, dan mengepalkan tangan kanan sebelum melafalkan. Terakhir, kelompok kelima mengepalkan tangan kanan sebelum melafalkan hafalan dan mengepalkan tangan kiri ketika mengingat kata. Hasilnya, kelompok kelima yang mempunyai hasil maksimal dalam mengingat dan memanggil kembali ingatan tersebut. Menurut peneliti, mengepalkan tangan kemungkinan mengaktifkan daerah otak tertentu yang merangsang peningkatan kemampuan mengingat.
3. Perspektif Pembaca
Perspektif membaca merupakan posisi yang sangat menentukan pemahaman seseorang dalam membaca teks bacaan. Perspektif yang dimaksud adalah pendapat, anggapan, dan tujuan pembaca terhadap teks yang dibacanya. Seorang pembaca yang memiliki perspektif yang baik terhadap apa yang dibacanya, maka ia akan mudah memahami isi bacaan tersebut. Dengan demikian, seorang yang ingin membaca sebaiknya memiliki anggapan yang positif terhadap bacaan tersebut dan tentu saja sekaligus memahami isinya.
4. Kemampuan Berpikir
Kemampuan berpikir adalah syarat utama memahami sesuatu. Untuk memahami isi bacaan diperlukan kognisi. Kemampuan berpikir yang dimaksud adalah kemampuan memahami, mengingat, menerapkan, menganalisis dan mensintesis tentang apa yang dibacanya. Di sini kemampuan berpikir yang kritis dapat mempermudah seorang pembaca memahami isi bacaannya.
Berpikir merupakan salah satu ciri manusia. Sejak dapat mempersepsi, manusia berpikir dan proses ini terus berlanjut sampai akhir hayatnya. Manusia dianugrahkan oleh sang pencipta dengan pikiran, oleh karena itu kelebihan manusia dibandingkan dengan mahluk ciptaan lainnya adalah ditentukan oleh kekuatan pemikirannya yang diwujudkan dalam perbuatannya, setelah melalui proses penghayatan. Kemampuan berpikir merupakan sekumpulan ketrampilan yang kompleks yang dapat dilatih sejak usia dini.
5. Aspek Afektif
Aspek afektif adalah aspek yang juga menentukan kemampuan seseorang memahami isi bacaan dengan baik. Afektif adalah sikap seseorang terhadap teks yang dibacanya dengan memiliki sikap yang positif atau dengan kemampuan menanggapi isi teks dengan baik. Maka akan menghasilkan pemahaman yang baik. Dalam hal ini, seseorang pembaca yang memiliki sikap positif terhadap bacaan yang dibacanya tentu akan tertarik untuk memahami isi bacaan tersebut secara mendalam sehingga ia pun akan senang membaca teks tersebut.
Demikian tadi faktor-faktor yang dapat membanti Anda untuk lebih memahami bacaan.